wisatalombok, tempat wisata di lombok, hotel manajement. PAKET TOUR 4 HARI 3 MALAM HARGA MULAI : 2.250.000,-/Orang SLIDE AMataram - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat atau NTB menggelar Karnaval Budaya Lombok Sumbawa pada Minggu, 1 September 2019. Agenda tersebut dibuka dengan parade sekaligus memeriahkan The 6th Asia Pacific Geoparks Network atau APGN jalan sepanjang 500 meter dari depan Islamic Center NTB sampai Kantor Wali Kota Mataram seolah jadi karpet merah bagi tim kesenian dari sejumlah kabupaten/kota di NTB. Mereka menampilkan ragam budaya masing-masing yang menarik perhatian pengunjung."Selamat datang dan selamat menyaksikan Heritage Carnival," kata Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah saat membuka Bulan Budaya Lombok Sumbawa. Sitti Rohmi yang mengenakan pakaian adat Sasak Baju Lambung berwarna hitam kemudian membuka karnaval tersebut dengan memukul Rebana Rea Samawa bersama-sama. Lantas apa saja pertunjukan budaya dan kesenian tradisional yang disajikan oleh para utusan dari kabupaten/kota di Provinsi NTB ini? Mari kita simak Kota BimaPerwakilan dari Kota Bima memulai Karnaval Budaya Lombok Sumbawa dengan tradisi Dende Bunti. Ini merupakan proses pengantaran calon pengantin laki-laki ke rumah calon pengantian perempuan. Pengiringnya adalah tokoh agama dan sanak saudara yang mengenakan busana sesuai status sosialnya. Iring-iringan pengantin pria itu diiringi hadrah dan musik Kabupaten Lombok TengahMasih bertema pernikahahn, Kabupaten Lombok Tengah menampilkan tradisi Nyongkolan. Ini adalah kegiatan adat dalam prosesi pernikahan, yaitu arak-arakan kedua pengantin berpakaian adat dari rumah mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan disertai keluarga dan kerabatnya. Mereka membawa hasil kebun, sayuran, dan buah-buahan untuk dibagikan kepada keluarga pengantin perempuan. Tradisi Nyongkolan diiringi kelompok musik tradisional Sasak, antara lain gendang beliq dan gamelan. Nyongkolan bertujuan mengenalkan pasangan baru tersebut kepada Kabupaten Sumbawa Masyarakat Kabupaten Sumbawa menampilkan tradisi Sentek Panguri dari masa kejayaan Kesultanan Sumbawa. Berasal dari kata "kuri" yang berarti ucapan yang halus, lembut, dan santun untuk memberikan semangat kepada Sultan Sumbawa Dewa Masmawa. Sentek Panguri yang merupakan prosesi adat yang masing-masing kelompok menyampaikan persembahan hantaran sesuai kewajiban Kabupaten Lombok BaratPerwakilan dari Kabupaten Lombok Barat menampilkan kostum Sasak berupa baju Lambung untuk perempuan dan baju Tegep untuk laki-laki. Lambung ibarat keelokan kaum perempuan Sasak, sedangkan para lelaki mengenakan ikat kepala Sapuq atau Destar. Kaum pria juga mengenakan Leang berupa kain songket yang dililitkan ke pinggang untuk menyelipkan keris. Adapun atasan yang dipakai bernama pegon, yakni jas berwarna gelap dan tak Kabupaten Lombok UtaraKabupaten Lombok Utara menampilkan tradisi Maulid Adat Bayan yang dilakukan oleh masyarakat adat setiap 15 Rabiul Awal atau tiga hari setelah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Rangkaian prosesinya adalah menutu atau menumbuk padi menggunakan rantok dari bambu panjang. Mereka mengenakan pakaian adat berupa bertutup kepala Jong dan kemben atau kain panjang yang menutupi dada sampai Tradisi Maulid Adat Bayan dari Kabupaten Lombok Utara di acara Karnaval Budaya Lombok Sumbawa, NTB. TEMPO Supriyantho Khafid6. Kabupaten DompuKabupaten Dompu di pulau Sumbawa juga menyajikan atraksi Lu'u Daha sebuah tarian yang merupakan inspirasi dari perlawanan rakyat Kerajaan Dompu pada tahun 1357 terhadap Patih Gajah Mada dan Pangeran Nala dari Kerajaan Majapahit. Mereka menggunakan pedang, tombak perisai, cambuk, sampai jurus tangan Lu'u Daha, tarian yang terinspirasi dari perlawanan rakyat Kerajaan Dompu terhadap terhadap Patih Gajah Mada dan Pangeran Nala dari Kerajaan Majapahit. TEMPO Supritantho Khafid7. Kabupaten Sumbawa Barat Kabupaten Sumbawa Barat juga menggelar tarian Barapan Kebo dan Tari Kolong yang merupakan cerminan semangat kerja mencapai tujuan dengan menjaga air sebagai sumber Barapan Kebo dan Tari Kolong yang dibawakan oleh masyarakat Kabupaaten Sumbawa Barat saat Karnaval Budaya Lombok Sumbawa di NTB. TEMPO Supriyantho Khafid8. Kabupaten Lombok TimurKabupaten Lombok Timur menampilkan Mengayu-Ayu. Ini adalah upacara adat yang diselenggarakan selama tiga tahun sekali oleh masyarakat Sembalun. Upacara Mengayu-ayu menjadi manifestasi rasa syukur masyarakat Sembalun atas melimpahnya hasil bumi sekaligus mengharap keberkahan agar terhindar dari segala Kabupaten BimaKabupaten Bima di NTB memperkenalkan Lupe dan pakaian adat masyarakat Donggo-Sambori. Corak pakaian yang dominan hitam dan berhubungan dengan ritual kematian. Pakaian Donggo ini berupa pakaian Karabu berlengan pendek untuk wanita dewasa dana remaja. Ada pula celana panjang yang disebut juga memakai waku atau lupe. Ini adalah penutup kepala berbentuk lonjong sekaligus berfungsi sebagai payung jika hujan. Penutup kepala ini terbuat dari daun pandan hutan yang seratnya kuat dan tidak mudah robek. Pada zaman dulu digunakan petani dan peternak saat berada di sawah, ladang, dan padang rumput.
Nusa Tenggara Barat > Nusa Tenggara Barat. Tips Menyusun Itinerary Wisata Agar Liburan Lebih Maksimal. Lombok tidak hanya menjanjikan wisata alam, wisata kuliner dan Wisata agama, namun juga adat istiadat yang khas. Adat istiadat yang jamak dilaksanakan beberapa suku besar yang ada di pulau seluas 5.435 kmΒ² ini. Salah satu bagian dari
Rumah Adat Nusa Tenggara Barat β Nusa Tenggara Barat atau biasa disingkat dengan NTB merupakan salah satu wilayah propinsi di Indonesia yang tekenal akan kekayaan ekosistem alamnya yang mempesona. Keberadaan masyarakat suku Bima, Suma dan juga suku Sasak sebagai mayoritas dan primbumi mampu membangun sebuah peradaban yang begitu potensial seperti pada pembuatan rumah adat masyarakat setempat. Kemajuan dari peradaban pembuatan rumah adat masyarakat Nusa Tenggara Barat ini tentu bisa salah satu aset kekayaaan dari keragaman budaya di wilayah Indonesia yang harus kita jaga dan kita lestarikan bersama. Terlebih untuk jenis rumah adat masyarakat Nusa Tenggara Barat ini sangat beragama dan tentunya akan sangat menarik untuk di bahas pada ulasan kali ini. Contents1 Nama Rumah Adat Nusa Tenggara Barat / NTB2 1. Rumah Adat NTB Dalam Loka3 2. Rumah Adat NTB Istana Sumbawa4 3. Rumah Adat NTB Bale5 4. Rumah Adat NTB Bale Lumbung6 5. Rumah Adat Bale Jajar7 6. Rumah Adat NTB Berugaq Sekenam Jika dibandingkan dengan wilayah propinsi lainnya, rumah adat masyarakat Nusa Tenggara Barat ini ada sebanyak 6 jenis yang kita ketahui dan pelajari. Tentunya tiap masing-masing rumah adat ini memiliki nama dan cir ikhas tersendiri-sendiri satu sama lainnya yang berbeda. 1. Rumah Adat NTB Dalam Loka Rumah Nusa Tenggara Barat Dalam Loka ini merupakan rumah adat yang merupakan yang desainnya di peruntukan khusus untuk rumah para raja Sumbawa pada zaman dahulu. Rumah adat Dalam Loka ini tak lepas dengan pengaruh kebudayaan Islam yang besar pada masa itu sehingga juga mempengaruhi dalam desain arsitekturnya. Rumah adat Dalam Loka berasal dari dua suku kata daalam bahasa Sumbawa. Yaitu terdiri dari kata Dalam yang berarti istana dan loka yang memiliki arti dunia. Penamaan ini mengacu dari fungsi rumah adat tersebut sebagai pusat pemerintahan dan juga tempat tinggal raja Sumbawa pada masa lalu. Banyak sekali dan keunikanan tersendiri yang menjadi ciri khas dari rumah adat Dalam Loka ini seperti pada bagian tiang penompangnya yang berjumlah 99 tiang sebagai simbol atau lambag 99 sifat Allah dalam agam Isalam. Dan tiap penyanga ini bisa menopang rimah dengan tegak yang terbagi dua ukura sama besar bernama bale rea atau graha besar. Pada graha besar ada beberapa buah ruangan yang terpisahkan dengan dinding dan masing-masing mmeiliki nama dan fungsi sebagai berikuti ini. β Lunyuk Agung Terletak pada bagian depan rumah dan memiliki fungsi sebagai tempat musyawarah, upacara adat dan keagamaan atau juga bisa untuk resepsi. β Lunyuk Mas Terletak di sebelah lunyuk agung yang berfungsi sebagai ruang khusus permaisuri, isteri menteri dan juga para staff penting kerajaan pada saat melakukan upacara adat. β Ruang Dalam Terletak di sebelah barat dengan sekat kelambu dan memiliki fungsi sebagai tempat sholat dan pada sisi bagian utara sebagai kamar tidur para permaisuri dan dayang. β Ruang Dalam Terletak pada sebelah timur dan terndiri dari empat kamar yang difungsikan sebagai tempat putra dan putri raja yang sudah menikah. β Ruang Sidang Terletak pada bagian belakang bala rea untuk ruang sidah dan pada malam hari dipakai tempat tidur para dayang. β Kamar Mandi Terletak di luar ruangan induk dengan bentuk memanjang dari kamarraja hingga kamar permaisuri. β Bala Bulo Terletak di samping Lunyuk Mas dengan dua lantai. Lantai pertama untuk tempat bermain anak raja yang masih kecil dan lantai dua untuk melihat pertunjukan di lapangan istana bagi permaisuru dan juga para istri bangsawan. 2. Rumah Adat NTB Istana Sumbawa Untuk rumah adat yang diberi nama Istana Sumbawa ini merupakan rumah adat yang didirikan dan dikembangkan pada masa pemerintahan Sultan Muhammada Jalaluddin Syah III yang terletak di pulau Sumbawa atau tepatnya di Kota Sumbawa Besar. Untuk rumah adat Istana Sumbawa ini memiliki fungsi sebagai tempat tinggal atau sebagai hunian para raja. Selain itu juga memiliki fungsi untuk menyimpan berbagai benda atau artifak yang memiliki nilai sejarah di Kabupaten Sumbawa. 3. Rumah Adat NTB Bale Rumah adat Nusa Tenggara Barat Bale ini dibangun oleh suku Sasak yang berada di Dusun Sade, Desa Rabitan, Pujuk, Lombok Tengah. Dan keberadaan rumah ada ini sampai saat ini asih terjaga dengan baik kelestariannnya. Untuk proses pembuatan rumah adat Bale ini oleh masyarakat suku Sasak harus mengikuti beberapa aturan sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat seperti pada waktu untuk membangun. Karena jika tidak diikuti, mereka percaya bisa mendapat nasib yang buruk pada saat menempati atau tinggal di rumah tersebut. Untuk ciri khas rumah adat Nusa Tenggara Barat yang berada di dusun Sade memiliki beberapa macam bale dengan semua atapnya terbuat dari jerami atau alang-alang serta memiliki fungsi yang berbeda-beda. Adapun jenis Bale yang terdapat pada rumah adat ini antara lain bale jajar, bale bonter, bale tajuk, bale gunung rate, bale balag, bale kodong, bale tani, berugag atau sekepat dan sekenam. 4. Rumah Adat NTB Bale Lumbung Rumah adat Nusa Tenggara Barat Bale Lumbung merupakan ciri khas dari rumah adat Suku Sasa, Pulau Lombok. Arsitektur desain rumah ini cukup unik dan berbeda daru rumah adat lainnya. Dengan konsep rumah panggung namun pada bagian atap yang runcing dan melebar serta sedikit lurus ke arah bawah. Sedangkan bagian bawahnya kembali melebar dengan jarak sekitar meter hingga meter dari tanah dengan diameter meter hingg meter. Pada bagian atap rumah adat ini terbuat dari alang-alang atau juga bisa dari jerami. Sementara pada bagian dinding menggunakan anyaman bambu atau biasa di sebut bedek. Untuk bagian lantai menggunakan paan kayu dan di topang dengan empat tiang yang terbuat dari tanah atau batu sebagai pondasinya. Bagian atap pada rumah rumah Lumbung ini memiliki fungsi untuk menyimpan padi dari beberapa kepala keluarga. Desain rumah panggung ini memiliki tujuan supaya tidak mudah rusak atau terkena musibah banjir dan juga serangan hama tikus. Lihat juga rumah adat Jawa Tengah rumah adat DKI Jakarta 5. Rumah Adat Bale Jajar Untuk arsitektur rumah adat adat Nusa Tenggara Barat Bale Jajar ini merupakan hiduan dari suku Sasak dengan ekonomi mulai menengah ke atas. Bentuk rumah ini mirip dengan rumah Dalem Tani namu yang membedakan jumlah ruang dalem bale lebih banyak. Bale jajar ini mempunyai dua dalam bale dan satu setambi atau sesangko serta memiliki tanda dengan adanya sembi yakni tempat untuk menyimpan bahan makanan dan juga kebutuhan rumah tangga. Sementara pada bagian depan bale jajar memiliki sekepat dan juga pada bagian belakang dilengkapi dengan sekenam. 6. Rumah Adat NTB Berugaq Sekenam Bentuk rumah adat ini hampir sampa dengan bentuk rumah adat Berugaq sekepat. Namun yang membedakannya hanya pada jumlah tiang yakni sebanyak enam buah dan terletak pada bagian belakang rumah. Rumah adat ini berugaq sekenam ini bisa digunakan sebagai tempat kegiatan belajar atau melakukan pertemuan internal keluarga. Untuk arsitektur bangun rumah sangat sederhana dengan menggunakan atap yang terbuat dari daun kelapa dan tidak menggunakan dinding dengn enam penyangga tiang yang sama dengan bale-bale sekarang. Demikian tadi terkait ulasan rumah adat Nusa Tenggara Barat lengkap gambar dan penjelasannya yang harus kita pelajari, kita jaga dan kita lestarikan bersama sebagai salah satu aset keragaman budaya di Indonesia.
Sumbawa, IDN Times - Suku Samawa tidak lain adalah penyebutan untuk Suku Sumbawa yang menghuni wilayah barat dan tengah dari Pulau Sumbawa. Suku Samawa tinggal di dua kabupatan yakni Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Suku Sumbawa menyebut dirinya sebagai Tau Samawa atau orang Samawa dengan menggunakan bahasa daerah Sumbawa sebagian besarnya menganut agama Islam. Melihat dari sejarahnya, Sumbawa pernah melakukan pembangunan sebuah kerajaan yang bernama dengan Kesultanan Karaci dan barapan keboilustrasi tradisi Barapan Kebo dari Sumbawa Indonesia tidak akan lepas dengan adanya budaya dan adat istiadat. Setiap daerah mempunyai keanekaragaman yang menjadikan ciri khas dan beberapa tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini. Di antaranya adalah karaci dan barapan merupakan bentuk permainan yang sudah ada sejak ratusan tahun menjadi salah satu hiburan bagi raja Sumbawa kala itu. Karaci terdiri atas 2 orang dewasa yang asli dari Sumbawa yaitu adanya seorang wasit pemisah dan sandro atau dukun dan tugasnya untuk melakukan pengobatan luka para petarung akan menggunakan sebuah tongkat yang dinamakan dengan sesambu dan perisai dari bahan kulit kambing ataupun kerbau. Dalam permainannya diiringi dengan gerakan tarian petarung untuk memulai karaci disertai berbalas pantun agar mendapatkan lawan Barapan Kebo adalah sebuah Tradisi Pacu Jawi. Ini merupakan tradisi yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumbawa. Barapan Kebo dilakukan di persawahan berlumpur dengan genangan air, dalam melakukannya terdapat joki yang bertugas mengambil saka yakni tongkat kayu tertancap di sudut sawah secara pemain tersebut berhasil mengambil tongkat kayu dan mencapai garis finish, maka dinyatakan sebagai pemenangnya. Peserta bukan mengincar hadiah namun, sebagai arena pertaruhan harga diri dan juga martabat, selain itu ketika kerbau bisa menjuarai permainan harga jualnya sangat tinggi. Baca Juga Barapan Kebo, Event Menyambut Musim Panen di Sumbawa 2. Pacuan kuda, pandai besi dan nyorongPacuan Kuda. Dok. Pordasi.Pacuan kuda atau maen jaran sudah ada sejak kolonial Belanda masih ada di Indonesia dan hingga sampai detik ini tradisi masih dipegang teguh oleh masyarakat Sumbawa. Maen Jaran akan dilakukan setelah musim panen yang menjadikan cerminan rasa permainan ini adalah anak kecil yang masih berusia 9 hingga 12 tahun. Maen jaran sebagai atraksi hiburan, selain itu juga menjadi ajang untuk meningkatkan harga jual pada kuda ketika menjuarai Batu Alang tidak lain adalah desa yang mana masyarakatnya mempunyai kemampuan dalam pandai besi. Kemampuannya didapatkan karena warisan turun temurun dari nenek pembuatan dan polanya masih menggunakan cara tradisional. Ketika berkunjung ke daerah ini akan melihat pembuatan senjata di antaranya pisau, parang atau alat itu, ada pula Nyorong. Ini merupakan bentuk rangkaian dari prosesi pernikahan putra-putri Sumbawa dengan cara mengantarkan barang dari keluarga calon pengantin laki-laki ke calon pengantin perempuan. Barang yang di antar berupa bahan kue, bahan makanan, pakaian hingga tempat Nyorong dilakukan untuk menjalin silaturahmi antara kedua keluarga dari BahasaIstana Dalam Loka Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Sumbawa mulai dari bahasa Sumbawa, Melayu hingga bahasa Nasional yaitu Indonesia. Selain itu, Sumbawa sebagian besar penduduknya menganut ajaran agama Islam dan minoritas agama Hindu, Buddha, dan kepercayaan pembahasan terkait Suku Samawa yang ada di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Suku Sumbawa mempunyai beragam tradisi turun temurun yang masih tetap dilestarikan keberadaannya hingga sekarang. Baca Juga Fakta-fakta Menarik tentang Istana Dalam Loka di Sumbawa 4. Makanan khasdokumen pribadiSepat adalah salah satu masakan khas Sumbawa. Belum lengkap rasanya jika kamu mengunjungi Sumbawa dan tidak mencicipi adalah makanan berkuah asam, yang di dalamnya berisikan ikan bakar, irisan tomat, asam sumbawa bage, belimbing wuluh, terong, mangga muda, dan kemiri. Ikan bakar yang digunakan biasanya baronang atau juga Gecok. Gecok berbahan dasar daging dan jeroan sapi yang digoreng bersama belimbing wuluh, parutan kelapa dan tumisan asam. Makanan ini sedikit berkuah dan rasanya pedas asam. 5. Sambal khasSambal jantung pisang sangajigroup Di Sumbawa terdapat sambal khas yang mungkin tidak ditemukan di daerah lain. Ialah sambal jantung pisang atau disebut samba kahuntu jantung pisang direbus dulu dengan tambahan garam. Kemudian diiris kecil-kecil, lalu ditambahkan juga bahan-bahan seperti bawang merah, tomat, potongan udang, daun kemangi, cabai dan bahan tambahkan garam dan penyedap rasa. Semua bahan lalu dicampur dan santan cair, ada juga yang menambahkan sedikit perasan jeruk. Baca Juga Potret Pembalap Dunia Toprak Razgatlioglu Nyabit Rumput di Mandalika
Hinggapada akhirnya, Fahmi dan kedua temannya yakni Widyah (S1 Biologi 2018) dan Nilna (S1 Sastra Inggris 2018) untuk pertama kalinya berhasil lolos ke babak final dalam lomba kepenulisan essay dan berjuang bersama-sama di luar pulau Jawa, yakni di Pulau Lombok, 6-8 Maret 2020, Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat. Rumah Adat NTB β Indonesia memiliki berbagai macam rumah adat sebagai warisan bangsa. Setiap rumah adat dibangun dengan ciri khas dan identitas dari setiap daerah di Indonesia. Seperti halnya di Nusa Tenggara Barat, terdapat rumah adat NTB yang unik dan khas. Rumah adat NTB dibangun dengan karakteristik tertentu sesuai kepercayaan suku yang mendiami daerah tersebut. Rumah-rumah yang dibangun dengan bahan material sederhana namun cukup memberikan peranan penting bagi kelangsungan hidup masyarakat tersebut, yakni suku Sasak. Kira-kira bagaimana penjelasan lengkap mengenai rumah adat NTB? Dan bagaimana keunikan dari bangunan tradisional tersebut? Yuk mari kita simak selengkapnya pada penjelasan di bawah ini. Rumah Adat NTB Bale Lumbung Rumah adat NTB Di provinsi Nusa Tenggara Barat, terdapat rumah tradisional khas daerah NTB. Di sana terdapat beberapa rumah tradisional sebagai warisan leluhur masyarakat yang mendiami tanah Sumbawa, yakni suku Sasak, suku Bima, dan suku Sumbawa. Rumah adat NTB merupakan bangunan unik dan khas. Setiap rumah dibangun dengan aturan-aturan sesuai dengan adat istiadat dan kepercayaan masyarakat setempat. Setiap bangunan adat di NTB juga dibangun dengan nilai-nilai filosofis yang diyakini suku yang mendiami, sehingga tidak heran jika rumah adat NTB dibangun tidak sembarangan dan menjadi identitas masyarakat tersebut. Mengenal 6 Jenis Rumah Adat NTB Rumah adat NTB dibedakan menjadi 6 jenis rumah. Kelima rumah adat tersebut meliputi rumah adat Bale, rumah adat Bale Lumbung, rumah adat Bale Jajar, rumah adat Bale Bonder, rumah adat Dalem Loka, dan rumah adat Berugaq Sekapat. Adapun penjelasan mengenai keenam jenis rumah tersebut adalah sebagai berikut. No Rumah Adat Nusa Tenggara Barat 1 Rumah Adat Bale 2 Rumah Adat Bale Lumbung 3 Rumah Adat Bale Jajar 4 Rumah Adat Bale Bonder 5 Rumah Adat Dalem Loka 6 Rumah Adat Berugaq Sekapat Rumah Adat Bale Rumah Adat Bale Rumah adat NTB yang pertama adalah rumah adat Bale. Rumah Bale merupakan rumah tradisional bagi suku Sasak. Bangunan tradisional ini berada di desa Sade, Lombok Tengah. Sampai saat ini, di Desa Sade masih menjaga kelestarian dan keaslian dari rumah adat tersebut. Suku Sasak membangun rumah tradisional Bale tidaklah sembarangan, mereka membangun rumah adat tersebut dengan memperhatikan nilai-nilai aturan yang mereka percayai. Salah satu aturan yang mereka percayai adalah aturan kapan waktu yang tepat untuk mendirikan rumah, jika aturan tersebut dilanggar, maka niscaya akan mendapati nasib buruk ketika menghuni rumah tersebut. Desa Sade sendiri merupakan desa yang memiliki kebudayaan telah banyak diketahui oleh para wisatawan lokal bahkan hingga ke mancanegara. Di sana juga terdapat beragam kebudayan lain khas Nusa Tenggara Barat. Rumah Adat Bale Lumbung Rumah Adat Bale Lumbung Rumah adat NTB yang kedua adalah rumah adat Bale Lumbung. Rumah Bale Lumbung bukan merupakan bangunan tempat tinggal, melainkan bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan barang. Biasanya hasil panen dari ladang atau sawah disimpan di rumah adat NTB tersebut, salah satunya adalah padi yang disimpan sementara di rumah Bale Lumbung. Bangunan Bale Lumbung dibangun dari material yang sederhana dan bahan yang cukup mudah dicari di Maluku. Pada bagian atap Bale Lumbung dibuat dari bahan jerami sebagai penutup seluruh bagian rumah. Sementara pada bagian dalam dinding, rumah dibuat dari bahan anyaman bambu yang disusun berjajar secara rapi. Bentuk rumah adat ini cukup unik. Jika dilihat dari penampakan luar, bentuk Bale Lumbung ini mirip dengan topi para perompak di lautan, dengan bentuk agak bulat dan tinggi. Rumah Bale Lumbung dibangun dengan mengusung konsep rumah panggung. Bentuk bangunan tersebut dipilih sebagai antisipasi adanya tikus atau banjir yang kerap melanda pulau NTB. Rumah Adat Bale Jajar Rumah Adat Bale Jajar Rumah adat NTB selanjutnya adalah rumah Bale Jajar. Rumah tradisional Bale Jajar tergolong rumah hunian bagi masyarakat setempat di NTB, yakni suku Sasak. Jika dilihat dari struktur bangunan, terdapat dua ruang utama yang bisa ditemukan di Bale Jajar ini. Ruang pertama disebut dengan Sesangkong yang biasanya digunakan sebagai tempat penyimpanan persediaan pangan. Menurut adat NTB, Sesangkong memiliki fungsi yang sama seperti dapur. Ruang kedua pada rumah Bale Jajar adalah ruang Dalem Bale. Ruang tersebut merupakan ruang utama yang biasa digunakan sang pemilik rumah. Sama halnya dengan bangunan Bale Lumbung, rumah adat Bale Jajar dibangun dengan bahan material yang cukup sederhana. Bentuk rumah adat ini tergolong rumah adat dengan desain normal. Atap Bale Jajar menggunakan bahan jerami dan dindingnya menggunakan bahan anyaman bambu. Rumah Adat Bale Bonder Rumah Adat Bale Bonder Rumah adat Bale Bonder merupakan salah satu rumah adat NTB. Rumah Bale Bonder tergolong rumah dengan bangunan paling besar di NTB. Rumah Bale Bonder memiliki ukuran dengan mencapai luas 50 meter persegi. Ukuran bangunan yang besar ini dipilih karena sebagai hunian bagi para tokoh adat di daerah tersebut. Tokoh adat bisa disetarakan sebagai para perangkat desa atau dusun di sekitar wilayah tersebut. Oleh karena itu, rumah Bale Bonder ini dibangun di setiap wilayah seluas desa atau dusun. Desain bangunan Bale Bonder mirip dengan bangunan Bale Jajar. Pada rumah adat NTB ini terdapat satu ruang khusus bagi pemilik rumah. Ruang khusus tersebut biasa digunakan jika ada hal penting yang harus diputuskan melalui musyawarah bersama. Secara khusus ruangan ini juga disebut sebagai ruang pengadilan jika terjadi kasus di wilayah desa atau dusun tersebut. Karena ukuran bangunan Bale Bonder tergolong besar, maka Bale Bonder membutuhkan beberapa tiang penyangga. Diketahui bahwa Bale Bonder menggunakan setidaknya minimal delapan sampai sepuluh tiang penyangga bangunan. Akan tetapi terdapat beberapa Bale Bonder yang bahkan dilengkapi tiang sebanyak 20 tiang penyangga. Hal ini merupakan kondisi khusus bangunan yang dibangun memiliki luas yang sangat besar dibandingkan bangunan Bale Bonder pada umumnya. Rumah Adat Dalem Loka Rumah Adat Dalem Loka Rumah adat NTB yang berikutnya adalah rumah adat Dalem Loka. Rumah Dalem Loka merupakan tempat tinggal para raja. Nama Dalem Loka diambil dari bahasa daerah Sumbawa yang memiliki arti istana. Istana Dalem Loka dibangun pertama kali pada tahu 1885 oleh Sultan Muhammad Jalalludin III yang memerintah Kerajaan Sumbawa pada 1883 sampai 1931 Dahulu, rumah Dalem Loka difungsikan sebagai pusat pemerintahan dan juga tempat tinggal bagi para sultan yang berasal dari NTB. Sehingga bangunan Dalem Loka dapat dikatakan sebagai bangunan terbesar khas dari NTB. Rumah adat Dalem Loka merupakan rumah panggung dengan luas mencapai 904 meter persegi. Sehingga tidak heran rumah ini disebut dengan istana Dalem Loka, karena bangunannya yang luas dan megah. Pembagian ruang pada rumah Dalem Loka dibedakan berdasarkan tiga bagian, yakni bagian dalam, bagian depan, dan bagian luar. Bagian dalam, terdapat wilayah barat, timur, dan utara yang biasa digunakan sebagai tempat beribadah dan tempat berkumpul keluarga raja beserta sang permaisuri. Pada bagian depan rumah, terdapat Lunyuk Mas dan Lunyuk Agung. Kedua ruang tersebut biasa digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan adat istiadat masyarakat setempat. Serta di bagian luar, terdapat gapura besar dan lonceng. Keduanya merupakan benda yang digunakan sebagai penyambut tamu yang datang. Serta terdapat kebun luas pada bagian luar rumah. Rumah adat NTB jenis ini mengusung konsep rumah panggung pada desain bangunannya. Rumah Dalem Loka ditopang oleh tiang penyangga. Tidak tanggung-tanggung, bangunan ini ditopang tiang sebanyak 99 tiang. Jumlah tiang sebanyak 99 merupakan lambang dari jumlah Asmaul Husna. Selain itu, 99 tiang tersebut diyakini sebagai penopang segala masalah dunia yang dihadapi manusia. Rumah Adat Berugaq Sekapat Rumah Adat Berugaq Sekapat Rumah adat Berugaq Sekapat adalah salah satu rumah adat NTB, meskipun beberapa orang tidak meyakini bahwa rumah Beguraq Sekapat adalah rumah tradisional khas NTB. Akan tetapi bangunan ini mempunyai kegunaan yang cukup penting pada zaman dahulu, yakni sebagai tempat untuk menerima orang asing yang baru saja menginjakkan kaki di desa tersebut. Bentuk dari rumah adat Beguraq Sekapat menyerupai bentuk pondok kecil atau saung, karena bangunannya relatif kecil dan terbuka. Rumah Beguraq Sekapat memiliki luas tidak lebih dari 5 meter persegi dengan dilengkapi dengan empat tiang penyangga di setiap sudut bangunannya. Rumah adat Beguraq Sekapat merupakan bangunan terbuka tanpa dinding. Dengan dasar inilah, rumah adat Beguraq Sekapat dianggap sebagai bukan merupakan salah satu rumah adat yang ada di daerah NTB. Orang juga bertanya Apa rumah adat NTT? Pakaian tradisional NTB apa? Bahasa NTB apa? Bagaimana bentuk rumah adat NTB? Penutup Demikian penjelasan mengenai rumah adat NTB yang berhasil romadecade tulis buat kamu. Semoga tulisan sederhana ini mampu mengenalkan kita pada Indonesia beserta budayanya, tentunya semoga menambah rasa cinta kita kepada Indonesia. Rumah Adat NTBSumber Refrensi DesaAdat Bayan. Desa Adat Bayan terletak di Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), di sekitar hutan yang berada di sisi barat daya Pulau Lombok, yang terletak di kaki Gunung Rinjani. Desa ini dikenal sebagai pemukiman asli suku Sasak yang masih setia kepada adat tradisi leluhur hingga saat ini. RumahCom β Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Ini adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan banyak sekali adat istiadat serta kultur dan budaya yang bisa di temukan di Indonesia. Selain itu, hal ini juga berlaku bukan hanya di pulau-pulau padat penduduk seperti Jawa ataupun Sumatra. Keragaman adat istiadat serta kultur dan budaya juga bisa ditemukan di beberapa pulau lain seperti Kalimantan, Bali, bahkan kepulauan kecil seperti NTB yang memiliki rumah Adat NTB. Supaya Anda bisa mengenali jenis-jenis rumah adat NTB dengan lengkap maka artikel kali ini akan membahas mengenai Geografis Wilayah Nusa Tenggara Barat NTB Rumah Adat NTB Bale Lumbung Rumah Adat NTB Bale Jajar Rumah Adat NTB Bale Bonder Rumah Adat NTB Dalem Loka Rumah Adat NTB Berugaq Sekapat 1. Geografis Wilayah Nusa Tenggara Barat NTB Secara geografis, provinsi Nusa Tenggara Barat terletak di bagian tengah Indonesia. Walau demikian, banyak yang beranggapan bahwa provinsi ini seharusnya masuk ke bagian timur Indonesia. Terlepas dari perdebatan tersebut, NTB merupakan salah satu kepulauan atau provinsi di Indonesia dengan kultur serta budaya yang cukup beragam. Keragaman budaya yang ada di NTB tentu memberikan beragam warna di kepulauan ini, terutama dari segi rumah adat NTB. Mengutip dari Wikiwand, luas area dari pulau NTB ini tergolong cukup kecil, hanya sekitar 20,000 km persegi. Akan tetapi jumlah penduduknya mencapai lima juta penduduk. Di pulau NTB sendiri, ada beberapa suku utama yang memang sudah menempati pulau ini sejak awal. Mereka adalah suku Sasak, suku Mbojo yang merupakan pendatang dari Bima, dan yang terakhir adalah suku Sumbawa. Dominasi suku lokal di antara banyaknya para pendatang di NTB mungkin merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan masih kentalnya kultur dan budaya yang ada di NTB. Banyaknya rumah adat yang masih berdiri di NTB merupakan salah satu buktinya. Ini adalah satu hal yang tidak bisa di pungkiri. Keberadaan rumah adat di pulau NTB merupakan salah satu bukti nyata bahwa budaya dan adat istiadat yang dipegang oleh masyarakat NTB masih cukup kental. Selain itu,ada beberapa jenis rumah adat NTB yang bisa di temukan di pulau ini. Rumah adat NTB berdasarkan wilayahnya memang memiliki keunikan masing-masing namun tetap memperhatikan aspek fungsional. Mau punya rumah yang harganya terjangkau namun tetap memperhatikan aspek fungsional? Cek pilihan rumahnya di kawasan Bekasi dengan harga di bawah Rp700 jutaan di sini! 2. Rumah Adat NTB Bale Lumbung Rumah adat di daerah NTB yang pertama biasa disebut Bale Lumbung. Perlu diketahui, walaupun bangunan ini merupakan rumah adat, fungsi utamanya bukan sebagai tempat tinggal. Fungsi utama dari rumah adat ini bisa dilihat dari namanya, yaitu Bale Lumbung, yang berarti bangunan untuk menyimpan. Betul sekali, rumah adat ini biasa digunakan sebagai tempat penyimpanan setelah masa panen. Biasanya hasil panen berupa padi akan disimpan sementara waktu di dalam rumah adat ini. Karena fungsi utama rumah adat NTB sebagai gudang penyimpanan atau lumbung, maka material yang digunakan untuk membangun rumah adat ini juga cukup sederhana. Di bagian atap, rumah adat ini biasanya menggunakan bahan jerami yang bisa menutupi seluruh bagian rumah. Sedangkan untuk dinding bagian dalamnya, rumah adat ini menggunakan anyaman bambu yang disusun secara rapi. Dilihat dari bentuk, rumah adat ini mempunyai bentuk yang cukup unik. Jika dilihat dari luar, bentuk Bale Lumbung ini mirip dengan topi para perompak di lautan, dengan bentuk agak bulat dan tinggi. Perlu diketahui, Bale Lumbung dibangun dengan konsep rumah panggung. Bentuk bangunan ini dipilih untuk mengantisipasi adanya hama tikus atau juga banjir yang sering mengancam pulau NTB. Tips budaya yang ada di Indonesia dengan mempelajari dan mengenali keunikan budaya yang ada pada setiap daerah. 3. Rumah Adat NTB Bale Jajar Jenis rumah adat di NTB yang kedua adalah Bale Jajar. Jika Bale Lumbung digunakan sebagai tempat penyimpanan, maka Bale Jajar merupakan rumah adat NTB yang digunakan sebagai tempat hunian. Sejak zaman dahulu, suku Sasak yang tinggal di NTB sudah menempati jenis rumah adat ini. Jika dilihat dari struktur bangunan, ada dua ruang utama yang bisa di temukan di Bale Jajar ini. Yang pertama adalah Sesangkong yang biasanya digunakan sebagai tempat untuk menyimpan persedian pangan. Dalam adat NTB, Sesangkong mungkin mempunyai fungsi yang sama seperti dapur. Ruang kedua yang bisa di temukan di dalam Bale Jajar biasa disebut Dalem Bale. Dalem Bale merupakan ruang utama yang biasa digunakan oleh pemilik rumah. Sebagai salah satu rumah adat NTB, bahan yang digunakan untuk membangun Bale Jajar ini juga cukup sederhana. Mirip dengan Bale bambu. Akan tetapi, bentuk rumah adat ini masih cukup normal jika dibandingkan dengan Bale Lumbung. Lumbung, bagian atap Bale Jajar menggunakan jerami dan untuk dindingnya menggunakan anyaman 4. Rumah Adat NTB Bale Bonder Bale Bonder bisa dikatakan sebagai salah satu rumah adat terbesar yang bisa di temukan di NTB. Hal ini bisa dengan mudah dilihat dari ukurannya yang mencapai 50 meter persegi. Ukuran bangunan yang besar ini karena Bale Bonder biasanya digunakan sebagai tempat tinggal para pembesar suku. Dalam hal ini, para pembesar suku bisa disetarakan sebagai para perangkat desa atau dusun di sekitar. Maka dari itu, biasanya hanya ada satu rumah adat NTB ini di setiap wilayah. Walaupun Bale Bonder biasa digunakan oleh pengurus desa, akan tetapi desain bangunannya mirip dengan Bale Jajar. Hanya saja, ada satu ruang khusus yang memang disiapkan di dalam Bale Bonder ini. Ruang ini adalah ruang yang biasa digunakan jika ada hal penting yang harus diputuskan. Secara mudah, bisa dikatakan bahwa ruang ini semacam ruang pengadilan jika ada suatu kasus di wilayah desa atau dusun tersebut. Karena ukuran bangunan yang tergolong besar, maka Bale Bonder membutuhkan beberapa tiang penyangga. Perlu diketahui, biasanya Bale Bonder menggunakan minimal delapan sampai sepuluh tiang penyangga supaya bisa berdiri kokoh. Akan tetapi, ada beberapa Bale Bonder yang menggunakan lebih dari 20 tiang penyangga. Hal ini karena rumah adat NTB mempunyai ukuran yang sangat besar. 5. Rumah Adat NTB Dalem Loka Nama dari rumah adat ini mungkin sedikit berbeda dengan beberapa rumah adat yang sudah disebutkan sebelumnya. Hal ini karena Dalem Loka bisa dikatakan sebagai rumah para raja. Hal ini dengan gamblang disebutkan dalam bahasa Sumbawa karena Dalem Loka mempunyai makna sebagai Istana. Selain itu, pΰ« masa lalu, Dalem Loka juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan juga tempat tinggal bagi para sultan yang berada di wilayah NTB. Maka dari itu, Dalem Loka bisa dikatakan sebagai bangunan terbesar yang ada di NTB. Karena Dalem Loka digunakan sebagai hunian para sultan, tentu saja ada banyak ruangan yang bisa ditemukan di dalamnya. Ruangan di Dalem Loka biasanya terbagi berdasarkan wilayah. Di bagian dalam, ada wilayah barat, timur, dan utara yang biasanya digunakan untuk tempat ibadah atau juga untuk keluarga raja beserta permaisuri. Di bagian depan rumah adat NTB ini ada Lunyuk Mas dan Lunyuk Agung yang biasanya digunakan saat kegiatan yang berkaitan dengan adat istiadat. Di bagian luar, ada gapura besar dan lonceng sebagai penyambut tamu dan juga kebun yang tertata dengan rapi. Karena bentuk Dalem Loka mirip dengan rumah panggung, maka Dalem Loka membutuhkan penyangga utama. Dan perlu diketahui, jumlah tiang penyangga yang digunakan di setiap Dalem Loka tepat sejumlah 99 buah. Hal ini karena 99 merupakan Asmaul Husna dan dipercaya bisa menjadi penopang sebesar apapun masalah dunia yang dihadapi. 6. Rumah Adat NTB Berugaq Sekapat Beberapa orang mungkin sepakat bahwa Berugaq Sekapat bukan merupakan rumah adat NTB. Akan tetapi, Berugaq Sekapat dianggap sebagai salah satu jenis rumah adat yang dimiliki masyarakat NTB. Hal ini karena bangunan ini mempunyai fungsi yang cukup penting pada masa lalu, yaitu sebagai tempat penerimaan orang asing yang baru memasuki desa. Dilihat dari bentuk, bangunan ini lebih mirip dengan pondok kecil atau saung karena ukurannya yang relatif kecil. Luas Berugaq Sekapat ini tidak pernah lebih dari lima meter persegi dengan empat tiang penyangga di setiap sudutnya. Selain itu, bangunan ini juga tidak memiliki dinding sama sekali. Hal itulah yang membuat banyak orang berpendapat bahwa Berugaq Sekapat bukan merupakan salah satu rumah adat yang ada di daerah NTB. Pada dasarnya, ada lebih dari lima jenis bangunan yang bisa di temukan di pulau NTB. Akan tetapi, lima jenis bangunan di atas merupakan jenis bangunan yang bisa dikatakan sebagai rumah adat NTB. Dengan sedikit informasi di atas, tentu pengetahuan anda tentang rumah atau bangunan adat yang ada di pulau NTB semakin bertambah bukan? Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda. Anda tidak perlu pusing! Simaklah video yang informatif berikut ini untuk mempelajari cara menyelesaikan sengketa tanah dengan mudah! Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Tanya Tanya ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami psgjr.